Sabtu, 05 Mei 2018

Berhenti Berkreatifitas Demi Mengejar Pekerjaan ?

Tags



Berhenti Berkreatifitas Demi Mengejar Pekerjaan ?
Berhenti Berkreatifitas Demi Mengejar Pekerjaan ? Aku lahir di Pontianak 18 November 1983 atau lebih tepatnya 34 tahun yang lalu, masa kecilku dihabiskan dengan permainan video games dan terkadang aku juga sering diajak nonton oleh keluargaku.

                Perlu diingat bahwasanya saat itu di kotaku Pontianak terdapat banyak sekali bioskop 21 yang sebenarnya mungkin tak memiliki kaitan erat dengan XXI Cineplex. Sebab sejatinya XXI Cineplex mulai memiliki jaringan secara resmi di Kalimantan Barat sejak tahun 2005, tepatnya di gedung A Yani Mega Mall Pontianak.

                Setiap kali aku menonton sebuah film di bioskop atau bermain sebuah video games di NES –Nintendo Entertainment System—atau lebih dikenal dengan nama FAMICOM. Aku selalu berhalusinasi. Dan halusinasi inilah yang membawaku menulis atau pun berkreatifitas mencoba menemukan hal-hal yang baru.

                                                            ***

Orang Kreatif adalah


                Sebagian orang beranggapan bahwasanya orang yang kreatif memiliki kelainan mental, anggaplah seperti Thomas Alfa Edison atau Stephen Hawking.  Sehingga pada umumnya manusia lebih bermain di jalur aman yaitu mencari uang, menikah dan tidak berfikir apapun sehingga mereka menguburkan dalam-dalam bakat kreatifitas mereka.

                Bagiku hal ini sangatlah lucu, mengapa bakat yang sudah diberikan oleh Tuhan tidak mereka syukuri sehingga mereka lebih memilih bermain di zona aman ?  Entah apa jadinya suatu dunia jika orang kreatif seperti Edison atau Hawking bahkan Einstein maupun ilmuwan Islam seperti Al-Jabar tidak pernah hadir di dunia ? Mungkin kita akan tetap berada di zaman kebodohan.

                Zaman dimana teknologi adalah angan-angan belaka, zaman dimana teknologi merupakan khayalan semata.

                                            ***

Terapi Menulis


                Terapi menulis, bermain sulap dan membuat website maupun aplikasi. Jika ditarik sebuah benang merah diantara ketiganya, pernahkah kita menemukan relasi diantaranya ?

                Tidak ada. Jika kita berfikir dengan menggunakan otak kiri, namun ketika kita berfikir dengan menggunakan sebuah garis imajiner atau ilusi maka kita akan mendapatkan sebuah kesimpulan yaitu Kreatifitas.

                Ya, ketiganya pernah kulakukan bahkan dua diantaranya masih aktif kulakukan hingga saat ini yaitu blogging, membuat website dan jika nanti aku memiliki laptop yang baru maka, tak ada salahnya aku tetap mempelajari bahasa pemrograman apapun.

          Disamping itu aku juga masih menerapkan terapi menulis, dimana aku bisa mengeluarkan apapun yang ingin kutulis apapun yang ada di otakku. 

         Ibaratkan seorang manusia yang hendak buang kotoran atau buang hajat, jika setiap hajat itu masih terdapat di dalam perut maka racun dan berbagai macam penyakit tentu akan dihinggapi olehnya.

        Begitu pula dengan diriku yang tak pernah berhenti untuk berkreatifitas. Kapan pun dimana pun setiap kreatifitas selalu menjadi bagian dalam hidupku.


                                                   ***

         Dahulu aku pernah membuat film bersama teman-teman, film indie yang hanya tayang di youtube, namun bagiku hobi membuat film tak lagi kuteruskan karena biaya yang mahal serta pertaruhan yang cukup berat.

         Biarlah setiap naskah cerpen, novelku menjadi bagian dari isi sebuah film atau dengan kata lain karyaku di konversi kedalam bentuk film.

         Sulap, memang aku tak lagi menekuni profesi ini, namun dari sini aku belajar bagaimana cara membahagiakan orang lain lewat permainan. Bagaimana caranya memberikan senyuman kepada orang lain lewat permainan yang menghibur dan menginspirasi.

        Namun ada satu hal yang ingin kutegaskan bahwa aku takkan membiarkan daya kreatifitasku hilang karena sebuah pekerjaan.  Dan aku takkan pernah tahu apa yang akan terjadi pada diriku kelak. Berhenti Berkreatifitas Demi Mengejar Pekerjaan ?

Minggu, 29 April 2018

Kuala Sukamakmur

Kuala Sukamakmur


Kuala Sukamakmur itulah nama Kecamatan dimana aku mengabdi sebagai seorang Abdi Negara, Kecamatan ini berada di salah satu Kabupaten termuda di Propinsi Kalimantan Barat, meskipun nama Kecamatan ini bermakna positif, kalian akan merasakan bahwa Kecamatan ini sulit untuk maju.

Ibukota Kecamatan ini berada di Desa Udang Galah, lantas mengapa aku bisa mengatakan bahwa Kecamatan ini sulit untuk berkembang ?

Akses menuju Kecamatan ini memang bisa dikatakan mudah namun sulit, mudah karena bisa dilalui dengan jalan darat, sulit karena untuk menuju Kecamatan ini memakan waktu sekitar dua jam belum lagi jalan untuk menuju Kecamatan ini sangat hancur. Hal ini disebabkan satu-satunya jalan menuju Kecamatan dari Ibukota Provinsi Kalimantan Barat bisa dilalui oleh Truk besar yang bermuatan kopra dan kelapa.

Entah sampai kapan pemerintah provinsi sadar

***

Di sisi lain aku sering menemukan beberapa fakta ganjil di Kecamatan ini, salah satunya adalah seseorang yang hanya tamatan SD  bisa menjadi guru SLTA. Selain itu, di Desa Udang Galah di pimpin oleh Kades yang pernah mengatakan  bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai Kepala Desa beberapa hari setelah pemilihan Kepala Desa, namun kenyataan yang terjadi adalah beliau tetap dilantik menjadi Kepala Desa.

Akses Internet bisa dibilang lamban, Listrik sering padam. Hal ini tentu menghambat kinerjaku yang tak pernah jauh dari Dunia Teknologi. Ya, aku bekerja sebagai Pengelola Sistem Informasi di Kantor Kecamatan.

Namaku adalah Joko Narimo, kalian bisa memanggilku dengan nama Joko, latar belakang pendidikanku adalah S1 Sistem Informasi, sehingga jika lebih lengkap lagi namaku adalah Joko Narimo S.Kom.

Aku belum menikah, walaupun usiaku saat ini sudah memasuki kepala tiga. Setidaknya ada sebuah alasan mengapa saat ini aku masih memilih untuk hidup secara mandiri, salah satunya adalah belum menemukan sosok wanita yang tepat.

Tapi biarlah aku masih belum memfokuskan diri untuk mencari sosok wanita sebagai pendamping hidupku. Seiring berjalannya waktu cepat atau lambat hal itu akan terwujud.

***

Ada sebuah pertanyaan yang tersimpan di benakku hingga saat ini, salah satunya mengapa pemerintah masih menerima sarjana pendidikan yang tidak bertanggung jawab. Maksudnya adalah di Kecamatan ini sebenarnya banyak terdapat guru Pegawai Negeri Sipil yang tidak pernah mengajar.

Mereka masih berkeliaran di kota, namun disisi lain mereka masih menerima gaji dan beberapa tunjangan dari pemerintah.

Aku tahu bahwasanya keadaan desa sangat berbeda dengan kota, di desa jalannya masih hancur, Hiburan memang sulit karena tidak ada Mall besar, tidak ada pula fast food  seperti Kentucky Fried Chicken, tidak ada bioskop bahkan karaoke.

Jika kondisi seperti ini, wajar saja perkembangan pendidikan di Indonesia tidak akan pernah mengalami kemajuan yang berarti. Andaikata mereka merantau ke kota, niscaya mereka akan menjadi sampah di perkotaan atau kuman masyarakat yang seharusnya di basmi.

Kebodohan tentu saja akan semakin merajalela, pertanyaannya apakah hal ini akan berlangsung selamanya ? Tentu tidak, sebab ada sebuah peristiwa yang mengubah persepsiku tentang masyarakat di pedesaan, tepatnya ketika tiga orang siswi SMK yang magang di kantorku.

***

Mereka sebenarnya berasal dari SMK jurusan Ilmu Komputer namun anehnya, mereka masih belum bisa membuat Email, justru akulah yang mengajarkan bagaimana cara membuat Email kepada mereka.

Tak hanya itu, aku juga mengajarkan bagaimana cara membuat blog kepada mereka. Sebenarnya aku cukup miris melihat keadaan yang terjadi, tapi aku ikhlas memberikan apa yang dipelajari oleh masyarakat di perkotaan kepada mereka.

Seandainya posisiku adalah KASI atau Jabatan Fungsional di berikan kepadaku, maka aku akan memberikan sebuah pelatihan langsung penulisan blog kepada para pelajar di Kecamatan.  Aku tak ingin memberikan secara total kehidupan masyarakat di perkotaan yang saat ini sudah rusak moralnya akibat pengaruh dari budaya barat, di perdesaan justru local wisdom yang unik masih bisa kutemukan, seperti berbelanja diatas sampan, sampan sebagai alat transportasi, alam yang masih segar bahkan untuk sayuran kurasa sayuran yang mereka miliki masih segar dan tidak terkontaminasi dengan zat-zat kimia yang berbahaya.

  Aku ingin mengajarkan penulisan blog secara sederhana kepada tiga orang siswi yang saat ini magang di kantorku, dan kurasa tak perlulah kuajarkan teknik yang susah seperti bagaimana cara penulisan yang sesuai dengan Search Engine Optimizer agar tulisan mereka tampil di halaman pertama pencarian Google,

Setidaknya untuk saat ini membangkitkan jiwa kepenulisan kepada mereka lebih penting daripada tekhnik yang lain.

***

Pada suatu hari secara tanpa sengaja aku melihat sebuah status Facebook yang ditulis oleh Linda salah seorang siswi, status ini berisikan puisi cinta, bagiku puisi ini cukup indah dan membuatku terpesona.

Kudatangi dia lalu kukatakan kepadanya

“Puisimu indah, Lin ! Sepertinya, kamu memiliki bakat untuk menjadi seorang penulis”

Linda tersipu malu melihatku, seraya berkata “Abang, bisa aja”

 “Abang, serius kamu ada bakat untuk menulis puisi. Ini bukan puisi sembarangan loh. Ngomong-ngomong, abang punya teman dia berasal dari Desa Tanjung Belidak. Ya, dia orang Kuala Sukamakmur. Dan abang punya bukunya, sebab kemarin kami bertemu di acara seminar, kamu mau baca ?”

“Boleh, Bang”

Kubuka tas ranselku lalu kukeluarkan sebuah buku kepadanya “Ini bukunya ! buku ini buatmu, jangan pantang menyerah untuk mencoba. Jika kamu tertarik abang bisa memberikan nomor Whatsapp nya”

“Terima kasih bang” Linda tersenyum kepadaku.

***

Keesokan harinya, seperti biasa aku pergi ke warung Mak Ida untuk sarapan. Masyarakat di Desa Udang Galah sering makan diwarung miliknya. Sebab harga yang ditawarkan cukup murah. Selain itu Mak Ida sering memberikan sedekah berupa panganan yang dijualnya.

“Besok adik Mak Ida datang, Jok.” Ujar Mak Ida kepadaku secara tiba-tiba

“Maksud Mak Ida ?”

“Adik Mak Ida, dia saat ini menjabat sebagai Dekan di Fakultas Tekhnik UNTAN” Mak Ida berusaha menerangkan kepadaku secara panjang lebar.

“Dekan !” aku terkejut

“Kok, kamu terkejut ? Ya, Adik Mak Ida bisa tiga bahasa Inggris, Jerman dan Jepang. Anak-anaknya saat ini masih tinggal di Jerman sebab istri adik Mak Ida orang Jerman.”

Sungguh aku masih belum percaya dengan ucapan Mak Ida, sebab aku kenal betul dengan Dekan tersebut. Beliau adalah teman komunitas bahasa Inggrisku sewaktu di kota. Tanpa panjang lebar, ku telepon Pak Abdul –nama adik Mak Ida—apakah beliau kenal dengan Mak Ida yang tinggal di Kecamatan Sukamakmur.

Hasilnya, positif.  Pak Abdul adalah adik kandung Mak Ida, dia meninggalkan Desa sewaktu usianya masih lima belas tahun. Karena dia ingin berkembang di kota. Tak hanya itu dia juga memiliki teman mainnya sewaktu kecil yang pernah bekerja sebagai Pasukan Pengaman Presiden.

Sulit kupercaya, bahwa di daerah seperti ini masih terdapat masyarakt yang memiliki semangat untuk belajar dan maju.  Aku pun bertanya dalam hati terhadap para guru yang berasal dari kota dan mendapat tugas disini namun mereka tidak pernah mengajar.

Tidakkah mereka sadar bahwasanya ketika seorang remaja yang berasal dari desa pergi ke kota untuk menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi maka mereka akan menjadi sebuah emas yang berharga ? Index Prestasi Kumulatif mereka mengalahkan orang dari kota.

Apakah mereka tidak sadar bahwasanya desa merupakan tempat dimana kita bisa menemukan generasi unggulan yang bisa membawa harum nama provinsi ?

***

Jumat, 27 April 2018

Pameran Nusantara Expo 2018 di Pontianak Convention Centre

Tags
Pameran Nusantara Expo 2018 di Pontianak Convention Centre tanggal 25-29 April 2018.   

Arti Nusantara

Menurut para ahli secara etimologis terdiri dari dua suku kata yaitu Nusa yang berada di dua samudera yaitu samudera Hinda dan Pasifik, hal ini juga mengacu kepada letak territorial Negara kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan secara definisi Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Hal ini sesuai dengan isi dan bunyi dari Wawasan Nusantara yang diketahui oleh khayalak ramai.

Sedangkan makna sesungguhnya dari Nusantara adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang dari Sumatera sampai Papua, yang sekarang sebagian besar merupakan wilayah negara Indonesia.

Asal Mula Kata Nusantara


Kata Nusantara pertama kali diucapkan lewat literature yang di tulis dalm bahasa Jawa pada abat Pertengahan kira-kira sekitar abad ke-12 hingga ke-16, dimana kalimat Nusantara digunakan untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut oleh kerajaan Majapahit.

Pada awal abad ke 20 kalimat Nusantara dicetuskan kembali oleh tokoh Pendidikan Nasional sekaligus Bapak Pendidikan yaitu KH. Hajar Dewantara setelah sebelumnya kalimat ini sempat tidak pernah terdengar. Kata Nusantara digunakan untuk sebagai salah satu nama alternatif untuk negara merdeka pelanjut Hindia Belanda yang saat itu belum terwujud.

Saat penggunaan kata Indonesia disahkan oleh Pemerintah, Kata Nusantara tetap dipakai sebagai sinonim untuk menyebutkan Negara kepulauan Republik Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya kata tersebut digunakan untuk menyebutkan beberapa Negara lain yang letaknya tak jauh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal ini disebabkan karena kesatuan geografi-antropologi kepulauan yang terletak di antara benua Asia dan Australia, termasuk Semenanjung Malaya namun biasanya tidak mencakup Filipina. Dalam pengertian terakhir ini, Nusantara merupakan padanan bagi Kepulauan Melayu (Malay Archipelago), suatu istilah yang populer pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, terutama dalam literatur yang dimuat dalam Bahasa Internasional yaitu Inggris.

Sejarah Nusantara



Pada zaman kerajaan Majapahit Negara dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah

1. Negara Agung merupakan daerah sekeliling ibu kota kerajaan tempat raja memerintah.

2. Mancanegara adalah daerah-daerah di Pulau Jawa dan sekitar yang budayanya masih mirip dengan Negara Agung, tetapi sudah berada di "daerah perbatasan". Dilihat dari sudut pandang ini, Madura dan Bali adalah daerah "mancanegara". Lampung dan juga Palembang juga dianggap daerah "mancanegara" serta

3. Nusantara, yang berarti "pulau lain" (di luar Jawa) adalah daerah di luar pengaruh budaya Jawa tetapi masih diklaim sebagai daerah taklukan: para penguasanya harus membayar upeti. Dari definisi kalimat diatas kita menemukan kesimpulan bahwa Nusantara merupakan bagian dari kerajaan Majapahit namun disini juga kita menemukan kerancuan, apa saja yang termasuk bagian dari Nusantara tersebut Sejarah mencatat bahwa wilayah-wilayah "Nusantara", yang pada masa sekarang dapat dikatakan mencakup sebagian besar wilayah modern Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, sebagian Kepulauan Maluku, dan Papua Barat) ditambah wilayah Malaysia, Singapura, Brunei dan sebagian kecil Filipina bagian selatan. Secara morfologi Nusantara berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa kuno yaitu nusa ("pulau") dan antara (lain/seberang).

 Konsep Nusantara diyakini oleh para ahli bukan berasal dari ucapan Mahapatih Gajahmada yang terkenal dengan Sumpah Palapanya. Dimana isi Sumpah Palapa berbunyi Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukita palapa, sira Gajah Mada : Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa. Maksud dan arti dari kalimat diatas adalah Mahapatih Gajahmada akan melepaskan puasanya jika beliau berhasil menaklukan Pulau-pulau lain.

Kalimat Nusantara sendiri berasal dari patih lainnya yaitu Singasari dalam konsep Cakrawala Mandala Dwipantara. Dwipantara adalah kata dalam bahasa Sanskerta untuk "kepulauan antara", yang maknanya sama persis dengan Nusantara, karena "dwipa" adalah sinonim "nusa" yang bermakna "pulau". Kertanegara memiliki wawasan suatu persatuan kerajaan-kerajaan Asia Tenggara di bawah kewibawaan Singhasari dalam menghadapi kemungkinan ancaman serangan Mongol yang membangun Dinasti Yuan di Cina.

Nusantara Expo


Dalam menjalin persahabatan dengan saudara serumpun Nusantara, maka pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menggelar Nusantara Expo 2018 di Gedung Pontianak Convention Centre terhitung mulai tanggal 25 April 2018 hingga 29 April 2018. Acara ini juga terdapat lomba karaoke lagu Daerah dimana lagu wajib haruslah berasal dari lagu daerah Kalimantan Barat sedangkan lagu pilihan merupakan lagu dari Daerah lain. Disini juga terdapat beberapa pagelaran pakaian adat seperti Batik Nusantara dan juga Tajak Melayu. Pameran Nusantara Expo 2018 di Pontianak Convention Centre.

Kamis, 26 April 2018

Bersama Untan Membangun Negeri

Tags
Bersama Untan Membangun Negeri. Universitas Tanjungpura adalah sebuah perguruan tinggi tertua yang berada di Kalimantan Barat, pada perkembangan selanjutnya Universitas ini lebih sering disingkat menjadi UNTAN. Sejarah Universitas Tanjungpura berdiri sejak tahun 1959 atau lebih tepatnya dan detailnya Sejarah Universitas Tanjungpura berdiri sejak tanggal 10 Maret 1959. Uraian tentang Sejarah berdirinya Universitas Tanjungpura akan dibahas pada pembahasan berikut namun sebelumnya izinkan Setioko menulis sebuah pengertian tentang pendidikan.

Secara harfiah Pendidikan adalah sebuah proses untuk belajar atau cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan kebiasaan serta norma yang berlaku dimasyarakat.  Banyak metode yang dapat dipakai proses pendidikan diantaranya adalah storytelling, diskusi, pengajaran, pelatihan serta tak lupa pula Riset.

Pendidikan terbagi menjadi dua jenis yaitu Formal dan Informal berdasarkan pengalaman yang ada. Secara umum pendidikan dibagi menjadi beberapa tingkatan yang dimulai dari Pra sekolah, Sekolah Utama seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Atas disamping itu terdapat pula  Sekolah tambahan seperti kursus dan LPK tingkatan paling akhir  bagi sebuah pendidikan adalah universitas, kampus atau bahkan magang,

Pertanyaan yang muncul adalah mengapa pendidikan itu penting dalam kehidupan kita ? Jawabannya adalah Pendidikan meberikan sebuah pengetahuan tentang dunia di sekitar kita dan mengubahnya menjadi sesuatu yangberguna. Pendidikan juga mampu mengembangkan sebuah persepsi tentang kehidupan, Pendidikan mampu membangun sebuah opini betapa pentingnya sudut pandang sebuah kehidupan.

Perdebatan antara manusia memang sering terjadi diantara kita, namun perdebatan yang disertai dengan pendidikan dapat memberikan sebuah informasi yang berguna tentang sebuah pengetahuan.
Menurut Heny Haryati setidaknya terdapat lima alasan pentingnya pendidikan  Hal itu terjadi sebab  Efek langsung dari sebuah pendidikan adalah memberi pengetahuan. Pendidikan memberi kita banyak pengetahuan tentang berbagai hal dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ini, pendidikan juga dapat memberikan pandangan bagi kehidupan. Membantu kita membentuk sudut pandang kehidupan,dan sebagainya.

Point selanjutnya adalah pendidikan sangat berguna dalam pembentukan karir awal, Membangun Karakter, Memberikan pencerahan serta Membantu kemajuan bangsa. karena itulah pentingnya pendidikan sekolah.

Dewasa ini cukup banyak berdiri perguruan tinggi di Indonesia salah satunya adalah Universitas Tanjungpura yang berada di kota khatulistiwa Pontianak. Mengapa ?

Karena Universitas Tanjungpura termasuk kedalam salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Selain itu Universitas Tanjungpura juga memiliki visi menjadi institusi preservasi dan pusat informasi ilmiah Kalimantan Barat serta menghasilkan luaran yang bermoral Pancasila dan mampu berkompetisi baik di tingkat daerah, nasional, regional, maupun internasional.
Disamping itu pula, Universitas Tanjungpura telah memiliki beberapa program diantaranya Program Sarjana, Program Pasca Sarjana (S2), Program Internasional, Program Diploma, E-Learning.

Sejarah Berdirinya Untan
Berdasarkan situs resmi UNIVERSITAS TANJUNGPURA maka dapat kita simpulkan kapan dan dimana berdirinya Universitas ini. Sejarah ini terjadi dalam beberapa tahap diantaranya adalah
 
10 Maret 1959
Pengukuhan Jajasan Perguruan Tinggi Daja Nasional berdasarkan Akte Notaris Nomor 13, Kantor Notaris (w.s) Achmad Mourtadha Pontianak..
 
20 Mei 1959
Didirikan universitas swasta Universitas Daya Nasional oleh tokoh-tokoh politik dan pemuka masyarakat Kalimantan Barat (Kalbar) dengan 2 (dua) fakultas: Fakultas Hukum dan Fakultas Tata Niaga. 
 
27 Mei 1961
Perubahan Nama dan Anggaran Dasar Jajasan Perguruan Tinggi Daja Nasional, dikukuhkan berdasarkan Akte Notaris.
16 Mei 1963
Universitas Daya Nasional dinegerikan menjadi Universitas Negeri Pontianak (UNEP) berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 53 Tahun 1963 tanggal 16 Mei 1963. Tanggal penegerian ditetapkan 20 Mei 1963. Perubahan ini ditandai pula dengan dibukanya 2 fakultas yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik serta perubahan Fakultas Tata Niaga menjadi Fakultas Ekonomi. Tercatat sebagai pelopor pembukaan Fakultas Pertanian adalah Ir. Soedarso Rawidjo, Kepala Dinas Pertanian Prop. Kalbar dan pelopor pembukaan Fakultas Teknik adalah Ir. Ktut Kontra, Kepala PLN Kalbar saat itu.

14 September 1965
Perubahan nama UNEP menjadi Universitas Dwikora berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 278 Tahun 1965 tanggal 14 September 1965, sekaligus pembukaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) yang dipelopori oleh Drs. Soepardal, Kepala Bagian Sosial Politik pada Kantor Gubernur KDH Prop. Kalbar. Ketua Presidium dijabat oleh Kolonel Dokter Soegeng, Pakesdam XII Tanjungpura.

15 Agustus 1967
Perubahan nama Universitas Dwikora menjadi Universitas Tanjungpura (UNTAN ), berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 171 Tahun 1967. Sebagai Rektor diangkat Letkol CKH Mu-hammad Isja, SH berdasarkan Surat Ke-putusan Presiden RI Nomor 39/14/1969.

Januari 1969
Pelaksanaan integrasi Institute Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung Cabang Pontianak ke dalam UNTAN terdiri dari 2 fakultas, Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan, ber-dasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perguruan Tinggi Nomor 161, tanggal 16 Desember 1967

1982
Pengintegrasian Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 tahun 1982

3 Desember 1985
Didirikan Politeknik UNTAN berdasarkan SK. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80/DIKTI/KEP/1985 tanggal 3 Desember 1985 ditandai dengan pembangunan Gedung Politeknik UNTAN pada lahan seluas 6 HA. Pendirian Politeknik UNTAN ini didahului oleh pembentukan Local Project Implementation Unit (LPIU) Politeknik UNTAN pada
tahun 1983 dengan tugas utama merencanakan komplek

28 April 1997
Perubahan Politeknik UNTAN menjadi Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 079/O/1997

26 Juni 1997
Pembukaan Program Diploma Tiga (D-3) Ilmu-Ilmu Sosial berdasarkan SK.Rektor UNTAN No. 877/J22/PP/1997 tanggal 26 Juni 1997 untuk 3 Program Studi (PS): Administrasi Perkantoran, Kesekretariatan, Pekerja Sosial. Pembukaan Program D-3 ini selanjutnya ditetapkan berdasarkan SK Dirjen Dikti No.208/DIKTI/Kep/1998.

1998
Pembukaan Program Diploma Tiga (D-3) Budidaya Tanaman Perkebunan pada Fakultas Pertanian UNTAN.

24 Juni 1998
Izin penyelenggaraan Program Studi Magister Manajemen (MM) UNTAN berdasarkan SK. Dirjen Dikti Nomor 204/DIKTI/KEP/1998, dengan konsentrasi pada Manajemen Keuangan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran.

26 April 1999
SK Dirjen Dikti : Nomor 166/DIKTI/KEP/1999 tentang PS. Teknologi Hasil Hutan; Nomor 167/DIKTI/KEP/1999 tentang PS Sosial Ekonomi Pertanian; Nomor 173/DIKTI/KEP/1999 tentang PS Budidaya Tanaman Perkebunan
24 Mei 1999
SK Dirjen Dikti Nomor 251/DIKTI/KEP/1999 tentang PS Ilmu Tanah;

27 April 2000
SK Dirjen Dikti Depdiknas Nomor 121/ DIKTI/2000 tentang Pembukaan Program Strata Dua (S2) Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial untuk 2 (dua) Program Studi (PS): Ilmu Administrasi Negara dan Sosiologi,

22 Desember 2000
Pendirian Fakultas Kehutanan Pada Universitas Tanjungpura, SK Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Yahya A. Muhaimin, Nomor 238/O/2000 tanggal 22 Desember 2000.

19 Juni 2001
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 095/O/2001 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0171/O/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Tanjungpura. Inti dari keputusan ini adalah perubahan Biro dari 2 menjadi 3 biro yaitu Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) dan Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem informasi (BAPSI)

4 Juli 2001
Izin Penyelenggaraan Program Studi Ilmu Hukum (S2) pada Untan berdasarkan Surat Dirjen Dikti Depdiknas Nomor 2289 / D / T / 2001

9 November 2001
Izin Penyelenggaraan Program-Program Studi Matematika, Kimia, Biologi dan Fisika Jenjang Program Strata-1 (S1) berdasarkan surat Dirjen Dikti Depdiknas Nomor 3494 / D / T / 2001

17 Januari 2002
Pembentukan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Persiapan) berdasarkan Keputusan Rektor Nomor 53/J22/OT/2002

21 Januari 2002
Pengangkatan Pejabat Pengelola Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (Persiapan) Untan berdasarkan Keputusan Rektor Nomor 54/J22/KP/2002

30 Januari 2003
Izin Penyelenggaraan Program-Program Studi Pendidikan Biologi, Pendidikan Kimia dan Pendidikan Fisika untuk jenjang Program Sarjana (S1) berdasarkan surat Dirjen Dikti Depdiknas Nomor 178/D/T/2003

1 Maret 2003
Pelantikan Prof. Hj. Asniar Ismail, SE, MM sebagai Rektor Universitas Tanjungpura Periode 2003-2007 oleh Mendiknas RI A. Malik Fajar bertempat di Auditorium Untan, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 39/M tahun 2003 tanggal 6 Februari 2003

10 Mei 2005
Izin Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 3166/D/T/2005 Politeknik dan menjaring calon instruktur/staf pengajar untuk dididik pada Pusat Pendidikan Politeknik di Bandung.

Pendidikan di Untan

Universitas Tanjungpura juga memiliki beberapa fakultas diantaranya adalah Hukum, Ekonomi, Pertanian, Teknik, Ilmu Sosial dan Politik, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Kehutanan, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Dengan motto Bersama Untan Membangun Negeri maka Dewasa ini, Universitas Tanjungpura membuka jalur khusus yaitu jalur SNMPTN. Mengenai SNMPTN, penulis akan menjelaskan sedikit
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) adalah seleksi masuk yang diprioritaskan untuk mahasiswa baru lewat jalur undangan. Mereka yang dapat mengikuti seleksi ini, harus mendapatkan undangan resmi terlebih dahulu sebelum akhirnya para peserta memilih kampus Universitas Tanjungpura sebagai pilihan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. Dimana syarat mutlak pertama kali adalah mendapatkan rekomendasi dari sekolah.

Sebelumnya, sekolah akan merekomendasikan siswa mana yang berprestasi dan memiliki nilai rapor yang bagus, hal ini dikarenakan penilaian SNMPTN menggunakan nilai sekolah yang diperoleh selama kamu studi di bangku SMA/SMK/MA atau sederajat.

Hanya siswa dengan nilai akademik tinggi yang dianggap memenuhi persyaratan lolos seleksi SNMPTN. Siswa tersebut harus selalu memiliki nilai rapor yang baik dari kelas X semester satu hingga kelas XII semester satu dengan nilai rata-rata sebesar 7,5 dan selalu berada pada peringkat atas di sekolahnya.

Disamping itu terdapat nilai tambah bagi siswa yang memiliki skill dan kemampuan khusus atau pernah menjuarai suatu bidang non akademik. SNMPTN memiliki keuntungan pendidikan di biayai oleh pemerintah dengan kata lain SNMPTN merupakan pendidikan gratis yang diberikan oleh pemerintah. Universitas Tanjungpura Pontianak tetap berusaha membangun negeri Indonesia. Bersama Untan Membangun Negeri.